Bagi teman-teman yang berasal dari luar Jawa namun ingin berlibur ke Jawa jangan khawatir akan rumitnya jalan di sana, sebab kini Nokia telah dilengkapi dengan sistem GPS (Global Positioning System) yang terintegrasi dengan Nokia Maps 2.0 yang senantiasa memandu setiap langkah Anda. Mudik lebaran yang baru saja berlalu semakin menegaskan kebutuhan akan pentingnya perencanaan yang cermat atas perjalanan. Pada ruas jalan tertentu, kemacetan bisa terjadi sepanjang 12 kilometer pada hari puncak mudik. Waktu tempuh bisa molor 100% dibanding jadwal biasa.
Itu terjadi utamanya karena konsentrasi kendaraan pada satu jalur saja. Padahal kalau mereka yakin tahu jalan alternatif, mereka akan mau menjalaninya. Ini meski harus menempuh rute yang lebih panjang karena sedikit memutar dan melewati permukaan jalan yang tak mulus. Namun tetap lebih baik dibandingkan harus stress terjebak dalam neraka kemacetan berjam-jam. Masalahnya, tidak banyak yang berani ambil risiko mencari jalan alternatif karena tak cukup panduan.
Perjuangan mencari jalan alternatif memang jelas sudah banyak dilakukan. Namun kegiatan itu hanya sebatas komunikasi lisan yang bisa jadi justru semakin membingungkan. Sebab setiap orang memiliki pendapat yang berbeda mengenai jalan alternatif terbaik yang dapat ditempuh hingga akhirnya jalan alternatif itu tak kunjung didapatkan.
Padahal di scene lain, ada sementara orang yang saling memandu kolega tanpa banyak kata. Mereka cukup mengirimkan koordinat posisi lintang dan bujur lokasi yang dimaksud, dan orang lain akan setia menuju ke titik panduan itu dengan bimbingan peranti GPS.
Atau dengan bantuan peta, tidak perlu ribet dengan angka-angka koordinat lagi. Cukup aktifkan GPS, buka peta. Dan peranti Anda akan menunjukkan di mana posisi Anda, posisi titik-titik lokasi di sekitar, posisi jalanan utama, posisi rel kereta api, posisi sungai-sungai, posisi kota-kota bahkan negara lain di seluruh dunia.
GPS dan peta adalah kolaborasi yang indah. Titik yang ditunjukkan oleh GPS mewakili pembawa peranti tersebut, konteks sekitarnya digambarkan oleh peta. Peta yang akurat sebaiknya digambar atas dasar citra satelit, sehingga presisi setiap titik lokasi selalu akurat.
GPS hanya menunjukkan sebuah titik. Tanpa peta yang menggambarkan situasi di sekitarnya, GPS tidak banyak berarti, utamanya bagi awam. Peta-lah yang memberi roh pada GPS. Peta menjadikan data-data GPS menjadi informasi yang bisa dicerna awam.
Jika membaca peta kita masih harus memastikan posisi kita sendiri, dalam peta ber-GPS kita sudah bisa dipetakan langsung sebagai titik di peta tersebut. Jika sedang bergerak ke suatu arah kita melenceng dari arah yang dituju, gerakan salah kita itu ditunjukkan di layar.
Ambil contoh, kita ingin mencari pom bensin terdekat ketika bahan bakar favorit mobil itu sedang tiris. Secara tradisional kita hanya akan menyusur jalan sambil berharap ada stasiun pompa bensin yang buka. Beruntung jika segera beroleh, kalau tidak?
Dengan peta ber-GPS yang sudah dilengkapi dengan konten POI (Point of Interest), maka lokasi pom bensin terdekat bisa terdeteksi plus jarak terdekat yang harus ditempuh dengan memperhitungkan jalan yang bisa dilewati. Dari data itu kita bisa memperhitungkan ketersediaan bahan bakar. Dan kepastian menemukan lokasi tanpa harus gambling menyusur jalan menjadikan perjalanan lebih efisien.
Pembuat ponsel yang menanamkan GPS dalam berbagai seri handset-nya seperti Nokia sekarang juga habis-habisan dalam konten petanya. Belum lama ini, bekerjasama dengan Navteq dan TeleAtlas, Nokia mengembangkan peta Maps 2.0 yang dilengkai dengan untuk lebih dari 200 negara di dunia yang bisa di-download dari http://maps.nokia.com. Dari sekian ratus peta itu, yang navigable sudah sekitar 70 negara. Navigable maksudnya adalah bahwa peta yang ada bisa dijelajahi berdasarkan lanskap yang ada.
Fitus navigasi pada Maps 2.0 adalah unggulan. Untuk memenuhi kebutuhan pelancong, ada dua pilihan mode: Drive alis menyetir dan Walk alias jalan kaki. Pada mode Drive akan ditunjukkan rute berdasarkan jalan-jalan utama yang tentu saja harus bisa dilalui mobil. Sedang pada mode Walk, penjelajahan bahkan bisa dilakukan dari pintu ke pintu seperti orang sedang mencari kerja, dengan modus pedestrian.
Kedua fasilitas itu, sayangnya, merupakan pelengkap tambahan yang tidak gratis. Untuk mendapatkan lisensi satu tahun keduanya, ongkosnya adalah Rp 1.084.700. Sedang kalau hanya ingin menggunakan selama sebulan misalnya, dikenakan biaya lisensi Rp 139.400.
Memang mahal sih, tapi sebanding kan dengan kemudahan yang diperoleh, hehehe...
Bagaimana pendapat teman-teman?
Itu terjadi utamanya karena konsentrasi kendaraan pada satu jalur saja. Padahal kalau mereka yakin tahu jalan alternatif, mereka akan mau menjalaninya. Ini meski harus menempuh rute yang lebih panjang karena sedikit memutar dan melewati permukaan jalan yang tak mulus. Namun tetap lebih baik dibandingkan harus stress terjebak dalam neraka kemacetan berjam-jam. Masalahnya, tidak banyak yang berani ambil risiko mencari jalan alternatif karena tak cukup panduan.
Perjuangan mencari jalan alternatif memang jelas sudah banyak dilakukan. Namun kegiatan itu hanya sebatas komunikasi lisan yang bisa jadi justru semakin membingungkan. Sebab setiap orang memiliki pendapat yang berbeda mengenai jalan alternatif terbaik yang dapat ditempuh hingga akhirnya jalan alternatif itu tak kunjung didapatkan.
Padahal di scene lain, ada sementara orang yang saling memandu kolega tanpa banyak kata. Mereka cukup mengirimkan koordinat posisi lintang dan bujur lokasi yang dimaksud, dan orang lain akan setia menuju ke titik panduan itu dengan bimbingan peranti GPS.
Atau dengan bantuan peta, tidak perlu ribet dengan angka-angka koordinat lagi. Cukup aktifkan GPS, buka peta. Dan peranti Anda akan menunjukkan di mana posisi Anda, posisi titik-titik lokasi di sekitar, posisi jalanan utama, posisi rel kereta api, posisi sungai-sungai, posisi kota-kota bahkan negara lain di seluruh dunia.
GPS dan peta adalah kolaborasi yang indah. Titik yang ditunjukkan oleh GPS mewakili pembawa peranti tersebut, konteks sekitarnya digambarkan oleh peta. Peta yang akurat sebaiknya digambar atas dasar citra satelit, sehingga presisi setiap titik lokasi selalu akurat.
GPS hanya menunjukkan sebuah titik. Tanpa peta yang menggambarkan situasi di sekitarnya, GPS tidak banyak berarti, utamanya bagi awam. Peta-lah yang memberi roh pada GPS. Peta menjadikan data-data GPS menjadi informasi yang bisa dicerna awam.
Jika membaca peta kita masih harus memastikan posisi kita sendiri, dalam peta ber-GPS kita sudah bisa dipetakan langsung sebagai titik di peta tersebut. Jika sedang bergerak ke suatu arah kita melenceng dari arah yang dituju, gerakan salah kita itu ditunjukkan di layar.
Ambil contoh, kita ingin mencari pom bensin terdekat ketika bahan bakar favorit mobil itu sedang tiris. Secara tradisional kita hanya akan menyusur jalan sambil berharap ada stasiun pompa bensin yang buka. Beruntung jika segera beroleh, kalau tidak?
Dengan peta ber-GPS yang sudah dilengkapi dengan konten POI (Point of Interest), maka lokasi pom bensin terdekat bisa terdeteksi plus jarak terdekat yang harus ditempuh dengan memperhitungkan jalan yang bisa dilewati. Dari data itu kita bisa memperhitungkan ketersediaan bahan bakar. Dan kepastian menemukan lokasi tanpa harus gambling menyusur jalan menjadikan perjalanan lebih efisien.
Pembuat ponsel yang menanamkan GPS dalam berbagai seri handset-nya seperti Nokia sekarang juga habis-habisan dalam konten petanya. Belum lama ini, bekerjasama dengan Navteq dan TeleAtlas, Nokia mengembangkan peta Maps 2.0 yang dilengkai dengan untuk lebih dari 200 negara di dunia yang bisa di-download dari http://maps.nokia.com. Dari sekian ratus peta itu, yang navigable sudah sekitar 70 negara. Navigable maksudnya adalah bahwa peta yang ada bisa dijelajahi berdasarkan lanskap yang ada.
Fitus navigasi pada Maps 2.0 adalah unggulan. Untuk memenuhi kebutuhan pelancong, ada dua pilihan mode: Drive alis menyetir dan Walk alias jalan kaki. Pada mode Drive akan ditunjukkan rute berdasarkan jalan-jalan utama yang tentu saja harus bisa dilalui mobil. Sedang pada mode Walk, penjelajahan bahkan bisa dilakukan dari pintu ke pintu seperti orang sedang mencari kerja, dengan modus pedestrian.
Kedua fasilitas itu, sayangnya, merupakan pelengkap tambahan yang tidak gratis. Untuk mendapatkan lisensi satu tahun keduanya, ongkosnya adalah Rp 1.084.700. Sedang kalau hanya ingin menggunakan selama sebulan misalnya, dikenakan biaya lisensi Rp 139.400.
Memang mahal sih, tapi sebanding kan dengan kemudahan yang diperoleh, hehehe...
Bagaimana pendapat teman-teman?
Tutorial Bisnis Online:
Comments :
0 komentar to “Nokia Maps 2.0”
Posting Komentar